TUHAN Menyesal Menjadikan Manusia: Korelasi Kejadian 6:6-7 dan Kejadian 2:17
Abstract
The phrase "God regrets" is a theme in the Bible that is often discussed by academics and lay people. This is a topic that needs serious attention from Christian theologians. Various interpretations have been put forward regarding the expression "Allah regrets." Did God fail in creating humans and is God unable to control humans? This article aims to reveal the true meaning of the phrase "God regretted making humans on earth" in Genesis 6:6 and to find the connection between the phrase "God regretted making humans on earth" and Genesis 2:17. This research will become a theological treasure that strengthens and discovers new things regarding the expression "God regretted making humans on earth" in Genesis 6:6 which is linked to Genesis 2:17. The qualitative research method used by researchers is library research. The result of this research is that the expression "it is a shame that God made humans on earth" must be seen from the human nature perspective of Yahweh and the perspective of grace.
Ungkapan “Allah menyesal” merupakan salah satu tema dalam Alkitab yang sering menjadi percakapan bagi kalangan akademisi maupun awam. Hal ini merupakan topik yang perlu mendapat perhatian serius dari para teolog Kristen. Beragam interpretasi yang dikemukakan mengenai ungkapan “Allah menyesal.” Apakah Tuhan gagal dalam menciptakan manusia dan apakah Tuhan tidak mampu mengendalikan manusia? Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan makna sebenarnya mengenai ungkapan “Allah menyesal menjadikan manusia di bumi” di dalam Kejadian 6:6 dan untuk menemukan kaitan antara frasa “Allah menyesal menjadikan manusia di bumi” dengan Kejadian 2:17. Penelitian ini akan menjadi khasanah teologi yang lebih menguatkan dan menemukan hal yang baru mengenai ungkapan “Allah menyesal menjadikan manusia di bumi” di Kejadian 6:6 yang dikaitkan dengan Kejadian 2:17. Metode penelitian kualitatif yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah bahwa ungkapan “menyesallah TUHAN menjadikan manusia di bumi” harus dilihat dari perspektif sifat kemanusiaan Yahweh dan perspektif kasih karunia.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adry Yanto Saputra. “KONSEP KEADILAN EKOLOGI MENURUT ENSIKLIK LAUDATO SI ARTIKEL 159-162 DALAM PERSPEKTIF TEOLOGI PENCIPTAAN.” AGGIORNAMENTO: Jurnal Filsafat-Teologi Kontekstual 3, no. 1 (2022): 93–103.
Anon Dwi Saputra dan Julio Avner Oktavianus Faot. “Makna Pernyataan NiHam Yhwh Dalam Amos 7:3 Dan 6.” KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 1 (2021): 69–84.
B.J. Boland. Tafsiran Alkitab Kitab Amos. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.
Bambang Wiku Hermanto. “Kajian Dan Uraian Apologetis Teologis Terhadap Ungkapan ‘Allah Menyesal’ Dalam Alkitab.” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat 1, no. 1 (2017).
———. “PENGERTIAN ORANG PERCAYA TENTANG UNGKAPAN ‘ALLAH MENYESAL.’” Jurnal Simpson: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 2, no. 1 (2015): 11–36.
Charles F. Pfeiffer & Everett F. Harrison. The Wycliffe Bible Commentary. Malang: Gandum Mas, 2014.
Farel Yosua Sualang, Philipus Pada Sulistya, Rezky Alfero Josua. “Makna Penggunaan Repetisi Frase ‘TUHAN Menyesal’ Dalam Yeremia 26:1-24.” Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) 5, no. 1 (2023): 8–23.
J.I. Packer. Tuntunan Praktis Untuk Mengenal Allah. Yogyakarta: PMBR ANDI, 2002.
J, Erickson Millard. Teologi Kristen Vol 1. Malang: Gandum Mas, 2018.
Jeff Niehaus. Amos: An Exegetical & Expository Commentary The Minor Prophets. Michigan: Baker Book House, 2000.
John E. Sanders. The God Who Risks. Downers Grove: IVP, 1998.
John MacArthur. The MacArthur Bible Commentary. Nashville: Thomas Nelson, 2005.
Julitinus Harefa. “ANALISIS TEOLOGIS TENTANG PENGGUNAAN KATA ‘MENYESAL’ PADA DIRI ALLAH.” Manna Rafflesia 10, no. 1 (2023): 60–72.
Louis Berkhof. Teologi Sistematika: Doktrin Allah. Surabaya: Momentum, 2010.
Mershy Christiana Lauled dan Peniel C. D. Maiaweng. “Kajian Naratif Teologi Allah Menyesal Berdasarkan 1 Samuel 15:1-35 Dan Implikasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya.” STT Jaffray, 2019.
Murni Hermawaty Sitanggang. “Kajian Terhadap Kemungkinan Allah Menyesal Dan Berubah Pikiran.” Epighrape: Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani 2, no. 1 (2018): 50–60.
Nike Pamela. “Pada Hari Engkau Memakannya, Pastilah Engkau Mati (Kejadian 2:17).” Reformed Exodus Community, November 2016. https://rec.or.id/pada-hari-engkau-memakannya-pastilah-engkau-mati-kejadian-217/.
Roy B. Zuck. Hermeneutik: Basic Bible Interpretation. Malang: Gandum Mas, 2014.
Sabda Budiman dan Astrid Maryam Yvonny Nainupu. “Aplikasi Pemahaman Tentang Sifat Allah Dalam Pernyataan ‘Allah Menyesal’ Berdasarkan Yunus 3:10.” Jurnal Teologi Gracia Deo 3, no. 2 (2021): 88–100.
Sonny Eli Zaluchu. “Metode Penelitian Di Dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah Keagamaan.” Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 2 (2021): 6.
Subagyo, A. B. Pengantar Riset Kuantitatif Dan Kualitatif (1st Ed.). Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2004.
Subagyo, Joko. Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Wilianus Illu. “STUDI EKSEGETIS KEJADIAN 12:1-3 DAN RELEVANSI MISIOLOGISNYA BAGI GEREJA TUHAN MASA KINI.” Missio Ecclesiae 5, no. 1 (2016): 52–73.
DOI: https://doi.org/10.53827/lz.v7i2.162
Refbacks
- There are currently no refbacks.
LOGON ZOES telah terindeks pada: