Makna Sesamaku Manusia Berdasarkan Lukas 10:25-37

Daniel Siswanto, Janes Sinaga, Micle Edwin Tumundo, Juita Lusiana Sinambela

Abstract


"Who is my neighbor?" The scribe's question was motivated by his understanding of "neighborhood" which was only limited to Jews. The Jews in a series of ceremonies made themselves most holy. They do not think about foreigners or other nations other than their own people. This kind of understanding will tend to limit behavior to love others outside of a certain relationship. The purpose of this study is to provide a true and in-depth understanding according to biblical standards regarding the understanding of who is my neighbor. Delivering straightforwardly and clearly the intent and purpose of the Lord Jesus in giving parables according to Luke 10:25-37 as well as the correct view and understanding of who my neighbor is. This study uses a qualitative method by collecting and analyzing from various literature sources such as the Bible, books and journals so as to get a correct understanding of fellow human beings in Luke 10:25-37. In the story of the good Samaritan, Christ wanted to show that true religion does not depend on rules, beliefs, or religious ceremonies, but in performing acts of love and true goodness. The lesson on the parable of the Good Samaritan in the context of “Who is My Neighbor”, gives an understanding to every reader that a fellow human being is not just someone who believes in us.
“Siapakah sesamaku manusia?” Pertanyaan seorang ahli Taurat ini dilatarbelakangi oleh adanya pemahamannya tentang “sesamanya manusia” yang hanya terbatas pada orang Yahudi saja. Orang Yahudi dalam suatu rentetan upacara menjadikan diri mereka sendiri paling kudus. Mereka tidak memikirkan orang asing atau bangsa lain selain kaum mereka sendiri. Pemahaman seperti ini akan cenderung membatasi perilaku untuk mengasihi orang lain di luar satu ikatan hubungan tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang benar dan mendalam sesuai dengan standard Alkitabiah sehubungan dengan pengertian siapakah sesamaku manusia. Menyampaikan dengan lugas dan jelas akan maksud dan tujuan dari Tuhan Yesus dalam memberikan perumpamaan sesuai Lukas 10:25-37 serta pandangan dan pemahaman yang benar tentang siapakah sesamaku manusia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan dan menganalisa dari berbagai sumber Pustaka seperti Alkitab, buku dan jurnal sehingga mendapatkan pemahaman yang benar mengenai sesama manusia dalam Lukas 10:25-37. Dalam kisah orang samaria yang baik hati, Kristus ingin menunjukkan bahwa agama yang benar itu bukanlah bergantung pada peraturan, kepercayaan, atau upacara agama, melainkan dalam melakukan perbuatan kasih, dan kebaikkan sejati. Pelajaran perumpaan Orang Samaria Yang Baik Hati dalam konteks “Siapakah Sesamaku Manusia”, memberikan pemahaman kepada setiap pembacanya bahwa sesama manusia bukan hanya seorang yang seiman dengan kita.

Keywords


kasih, Lukas 10:25-37, orang Samaria, sesama manusia

Full Text:

PDF

References


Barclay, W. Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Lukas. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011.

Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Kitab 3. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 1971.

Boland, B. J., Naipospos. Tafsiran Alkitab: Kitab Injil Lukas. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996.

Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia, 2005.

Drew C. J., Hardman, M. L., Hosp, J. L. Penelitian Pendidikan: Merancang Dan Melaksanakan Penelitian Pada Bidang Pendidikan. Jakarta: Indeks, 2017.

Duyverman, M.E. Pembimbing Ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.

E. Ferguson, Backgrounds of Early Christianity, n.d.

Ellen G. White. Kerinduan Segala Zaman. Bandung: Indonesia Publishing House, 2011.

Iskandar. Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial: Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Pres, 2009.

John Gill’s Exposition of the Entire Bible, n.d.

John Wesley’s Explanatory Notes on the Whole Bible, n.d.

Leks, S. Tafsir Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisisus, 2003.

Marxsen, Willi. Pengantar Perjanjian Baru: Pendekatan Kritis Terhadap Masalah- Masalahnya. Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia, 2008.

Moulton, W.F & A.S. Geden, ed. A Concordance to the Greek Testament, 1967.

Nobet, Etienne. A Search for the Origins of Judaism: From Joshua to Mishnah. Sheffield: Sheffield Academic Press, 1997.

R.T. France. Yesus Sang Radikal: Potret Manusia Yang Disalibakan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.

Santoso, David Iman. Theologi Lukas. Malang: Literatur Saat, 2010.

Simanjuntak, Horbanus Josua. “Konsep Sesamaku Manusia Dalam Lukas 10: 25-37.” Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama 3, no. 1 (March 4, 2019): 43–53. Accessed August 30, 2022. https://jurnalvow.sttwmi.ac.id/index.php/jvow/article/view/38.

Stevanus, Kalis. “Memaknai Kisah Orang Samaria Yang Murah Hati Menurut Lukas 10:25-37 Sebagai Upaya Pencegahan Konflik.” BIA’: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Kontekstual 3, no. 1 (June 27, 2020): 1–13. Accessed August 30, 2022. https://www.jurnalbia.com/index.php/bia/article/view/99.

Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta, 2005.

Tenney, Merrill C. Survei Perjanjian Baru. Malang: Gandum Mas, 1953.

“The Good Samaritan - Parables That Jesus Told.” Accessed August 30, 2022. https://www.simplybible.com/f677-the-good-samaritan.htm.

Wahono, S. W. Di Sini Kutemukan : Petunjuk Mempelajari Dan Mengajarkan Alkitab, n.d.

Young, Robert. Analytical Concordance To the Holy Bible. London: Lutterworth Press, 1956.

Zaluchu, Sonny Eli. “Metode Penelitian Di Dalam Manuskrip Jurnal Ilmiah Keagamaan.” Jurnal Teologi Berita Hidup 3, no. 2 (March 25, 2021): 249–266. Accessed September 5, 2021. https://e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh/article/view/93.




DOI: https://doi.org/10.53827/lz.v5i2.87

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


LOGON ZOES telah terindeks pada:

      

 

Web Analytics Made Easy - Statcounter

View My Stats